14 Karakter Stemapreneur
- Kata Pengantar
- Bab 1 Karakter Mandiri
- Bab 2 Karakter Menghargai
- Bab 3 Karakter Ingin Tahu
- Bab 4 Karakter Peduli
- Bab 5 Karakter Antusias
- Bab 6 Karakter Kreatif
- Bab 7 Karakter Tanggung Jawab
- Bab 8 Karakter Mengarahkan Diri Sendiri
- Bab 9 Karakter Toleransi
- Bab 10 Karakter Jujur
- Bab 11 Karakter Pengendalian Diri
- Bab 12 Karakter Asertif
- Bab 13 Karakter Persuasif
- Bab 14 Karakter Produktif
Kata Pengantar
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diciptakan secitra atau segambar dengan diriNya. Manusia diberi tugas oleh Tuhan menguasai dan membangun bumi agar menjadi lebih baik. Untuk itu, selain mengembangkan akal, manusia perlu terus menerus membangun budinya. Bukan hanya pintar, tetapi sekaligus punya kepekaan terhadap hati nurani.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), budi artinya alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Pengembangan akal sudah banyak menjadi perhatian dalam pengajaran di sekolah. Namun pengembangan budi yang sering kurang menjadi perhatian.
Di era perkembangan teknologi, tidak semua informasi yang tersebar di media sosial itu baik bagi anak. Dibutuhkan kematangan budi bagi seorang anak untuk menimbang mana informasi yang patut dikonsumsi, mana kebiasaan yang baik yang perlu dilanjutkan. Kemampuan untuk membedakan baik dan buruk memerlukan latihan yang panjang dan melibatkan banyak pihak.
Modul ini berisi panduan singkat tentang bagaimana menanamkan 14 karakter Stella Maris. Sebagaimana panduan ringkas, modul ini memerlukan masukan untuk menyempurnakannya. Sebagai misal, modul ini juga belum menyajikan pendekatan yang melihat perbedaan perkembangan siswa menurut usia.
Dengan segala kekurangannya kami berharap masukan dan evaluasi para pengajar, orangtua, atau siapapun yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan karakter anak. Di tangan anak-anaklah nasib bumi dan seluruh alam semesta ini kita gantungkan. Semoga modul ini bisa menginspirasi berbagai bentuk kegiatan di Stella Maris yang selama ini sudah sedemikian kaya.
Pierre Teilhard de Chardin, seorang teolog dan paleontolog dari Perancis, mengatakan bahwa manusia adalah makhluk spiritual yang belajar dari pengalaman sebagai manusia. Artinya, selama hidupnya manusia terus belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik, menjadi semakin serupa dengan Kristus sendiri. Marilah kita membantu anak-anak sambil terus memperbaiki diri sendiri, agar semakin serupa dengan Kristus.
Penulis
Bab 1 Karakter Mandiri
APA
Kemandirian adalah kemampuan untuk berpikir dan bertindak atas dasar keputusan sendiri. Kemandirian yang dimaksud tetap dalam koridor hidup bersama dan kemandirian yang bertanggung jawab. Latihan kemandirian bisa dilakukan sesuai level usianya. Misalnya saat anak kelas 1 SD, orangtua bisa membiasakan anak untuk menghabiskan sarapannya sendiri. Lalu saat kelas 1 SMP, latihan kemandirian bisa dalam bentuk membantu orangtua menyiapkan sarapan. Selanjutnya di kelas 1 SMA, kemandirian bisa dalam bentuk membuat sarapan sendiri.
MENGAPA
Latihan kemandirian perlu dilatih sejak dini, agar anak tidak terlalu lama mengandalkan dirinya pada orang dewasa. Meski melatih kemandirian bukan hal mudah, orangtua perlu terus mengusahakannya. Beberapa alasan mengapa kemandirian perlu terus dilatih pada anak. Pertama, agar anak berlatih untuk menjadi dewasa. Kedua, untuk mengembangkan rasa self-esteem (harga diri). Ketiga, kemandirian memberi kepuasan batin. Keempat, kemandirian bisa memotivasi anak. Kelima, kemandirian bisa memberi contoh bagi orang lain (saudaranya).
Melatih kemandirian memerlukan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Orangtua perlu memiliki sikap sabar dan semangat, namun tetap memberi batas waktu. Semuanya dilakukan dengan tanpa tekanan / paksaan, dilakukan secara bertahap melalui kegiatan-kegiatan sederhana di rumah. Orangtua diperbolehkan untuk memberikan insentif agar anak bersemangat; meski tidak terlalu disarankan, agar anak tidak terbiasa dan lebih mengembangkan motivasi intrinsik (dari dalam).
BAGAIMANA - di Rumah
Untuk melatih anak agar selalu memiliki kemandirian, orangtua bisa juga melakukan hal-hal berikut:
- Meminta anak membuat jadwal hariannya sendiri untuk kegiatan yang dilakukan di rumah.
- Memberi kebebasan pada anak untuk memilih bidang yang ingin ditekuninya.
- Memberi tanggung jawab pada anak untuk mengurus hal-hal yang akan digunakan sendiri (pakaian, makanan, sepatu, peralatan sekolah, dll).
- Membiasakan anak untuk merapikan meja belajar usai belajar.
- Membiasakan anak untuk melipat baju sendiri dan menata lemari bajunya sendiri.
- Membiasakan anak untuk merapikan tempat tidurnya sendiri.
- Membiasakan anak untuk membersihkan lantai kamarnya.
- Mendorong anak untuk bertanggung jawab atas tugas sekolahnya.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Membiasakan siswa untuk mengembalikan barang milik bersama yang sudah digunakan ke tempat semula.
- Membiasakan siswa untuk merapihkan meja di kelas setelah pelajaran usai menjadi seperti sebelum pelajaran dimulai.
- Membiasakan siswa untuk merapihkan loker di kelas.
- Mendorong siswa untuk terus berusaha.
- Memberi siswa tanggung jawab untuk melakukan tugasnya sendiri.
- Bersikap sabar dan tidak terlalu memaksa.
- Memberi semangat sekaligus batas waktu.
- Membiasakan siswa untuk merapikan tempat duduk setelah selesai belajar.
- Membiasakan siswa untuk membersihkan lantai kelas sebelum pulang sekolah.
- Membiasakan siswa untuk membersihkan meja tulisnya sebelum pulang sekolah.
Bab 2 Karakter Menghargai
APA
Menghargai di sini maksudnya adalah tindakan menunjukkan rasa hormat terhadap ide-ide orang lain maupun diri orang lain dengan berperilaku positif yang diperlihatkan terhadap orang lain. Contohnya dengan tidak pernah melupakan 4 kata emas, yaitu maaf, permisi, tolong, dan terima kasih. Keterampilan menghargai orang lain bukan merupakan sebuah kemampuan yang dibawa seseorang dari bayi. Keterampilan tersebut memerlukan latihan yang perlu diajarkan sejak kecil.
MENGAPA
Mengapa anak perlu dilatih untuk menghargai orang lain? Keterampilan menghargai akan meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan adaptif yang tinggi. Dengan melatih keterampilan menghargai, orangtua bisa mengurangi kebiasaan anak untuk bersikap manipulatif yang berorientasi pada diri sendiri. Apa saja perwujudan dari sikap menghargai? Sikap menghargai mencakup toleransi, tata karma, empati, dan penerimaan terhadap perbedaan.
BAGAIMANA - di Rumah
Untuk melatih anak agar selalu memiliki sikap menghargai orang lain, seorang anak perlu menghargai dirinya sendiri. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk menghargai diri sendiri:
- Memberi apresiasi berdasarkan usaha yang dilakukannya
- Mendidik anak dengan sentuhan kelembutan
- Mengajari anak untuk berbicara pada dirinya sendiri secara positif.
- Melarang anak untuk menilai dirinya secara negatif, seperti saya memang bodoh, saya tidak mampu melakukannya
- Menghindari pelabelan negatif terhadap anak, seperti bandel, malas.
- Melatih anak untuk melakukan tugas sesuai dengan usianya.
- Menunjukkan pada anak bahwa dirinya penting.
- Sering mengajak anak untuk menyumbangkan pendapatnya.
- Menghindari pola didik yang otoriter, permisif, dan overprotektif.
- Melatih anak untuk bergaul dengan anak seusianya.
- Menghindari untuk membanding-bandingkan anak.
- Melatih anak untuk dapat memilih / menentukan pilihan.
- Mendorong anak melakukan hal-hal baru, hal-hal positif, dan mengungkapkan perasaannya.
- Memperbanyak pujian, penghargaan, kepercayaan atau dukungan.
- Mendorong anak untuk menerima kelebihan dan kekurangannya.
- Membantu anak untuk mengembangkan potensi uniknya.
- Melibatkan anak dalam kegiatan yang memungkinkan dirinya berprestasi.
- Menunjukkan contoh orang yang mampu berprestasi dalam keterbatasan.
BAGAIMANA - di Sekolah
Lingkungan sekolah memberi kemungkinan pada anak untuk berinteraksi dengan banyak orang. Oleh karena itu, lingkungan ini menjadi tempat yang tepat untuk berlatih kebiasaan menghargai orang lain:
- Menjelaskan pentingnya menghargai orang lain.
- Mengajar untuk tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga lain.
- Melatih anak cara-cara menghargai orang lain.
- Membantu orangtua dalam melakukan pekerjaan di rumah.
- Melatih anak untuk memakai bahasa yang sopan dan lembut saat berbicara.
- Melatih anak untuk mengungkapkan perasaannya.
- Melatih bersikap sabar, mau menunggu saat meminta sesuatu.
- Menghormati saudara-saudara dan orang yang lebih tua (orangtua dan lain-lain).
- Melatih anak untuk menerima sesuatu dengan tangan kanan, tidak berbunyi saat makan.
- Menyapa setiap orang yang dijumpainya.
- Mengutamakan orang lain daripada diri sendiri.
- Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan.
- Mengajak anak melakukan aktivitas yang memungkinkannya bertemu orang lain.
- Melakukan aktivitas yang memungkinkan interaksi dengan anak lain di lingkungan rumah.
- Memberi pengertian bahwa setiap anak memiliki keunikannya sendiri.
- Mengingatkan supaya anak mau berbagi dengan saudaranya atau temannya.
- Mengajarkan anak untuk minta maaf, mengalah, dan berdamai setelah bertengkar dengan saudaranya atau temannya.
- Mengajarkan anak untuk mengerti perasaan saudaranya atau temannya. Bahwa kelakuannya bisa mengganggu temannya.
Bab 3 Karakter Ingin Tahu
APA
Rasa ingin tahu perlu dibangun agar anak memiliki motivasi awal dalam belajar dan memecahkan masalah. Rasa ingin tahu biasanya ditunjukkan oleh perilaku yang menunjukkan keingintahuan akan ide-ide baru, mencari cara-cara melakukan sesuatu yang tidak biasa. Dari mana sebenarnya rasa ingin tahu? Rasa ingin tahu anak bermula dari keinginan anak untuk keluar dari rasa aman yang dibangun oleh orang dewasa sekitarnya. Karena itu, alih-alih melarang anak yang dapat melenyapkan rasa ingin tahunya, orangtua sebaiknya menjaga keamanan anak saat melakukan eksplorasi terhadap sesuatu.
MENGAPA
Rasa ingin tahu merupakan pintu masuk bagi pengetahuan dan berbagai keterampilan yang bermanfaat bagi anak. Dengan adanya rasa ingin tahu, siswa memiliki sikap kritis, kreatif, percaya diri, penyelesai masalah, pencipta, dan tidak mudah dibohongi. Rasa ingin tahu biasanya berada pada tingkat yang sangat tinggi saat anak masih kecil. Namun seiring bertambahnya usia, rasa ingin tahu secara bertahap mengalami penurunan sampai menghilang sama sekali. Salah satu penyebabnya adalah sikap orangtua atau orang dewasa yang ada di lingkungannya yang menghambat rasa ingin tahunya.
BAGAIMANA - di Rumah
Untuk melatih anak agar selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar, orangtua bisa juga melakukan hal-hal berikut:
- Ajak anak untuk terlibat dalam kegiatan di rumah seperti berbelanja, menyiapkan makanan, dan lain-lain sesuai dengan minatnya.
- Selalu bertanya pada anak dengan pertanyaan terbuka
- Ikuti imajinasi dan minat anak
- Cari cara baru melakukan sesuatu
- Dengarkan cerita dan jadi tempat curhat anak.
- Gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan ketertarikan saat mendengarkan ceritanya.
- Beri pengalaman baru, dengan mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Beri kesempatan pada siswa untuk bertanya seluas-luasnya.
- Berikan jawaban atas pertanyaan siswa yang masuk akal.
- Jangan tunda memberi jawaban bila memungkinkan.
- Akui bahwa kita harus mencari informasi lebih dulu bila pertanyaan belum bisa dijawab.
- Gunakan metode mengajar yang menarik dan melibatkan siswa.
- Ajak siswa untuk melakukan eksplorasi untuk mencari jawaban atas pertanyaan. Misalnya dengan menonton video atau membaca buku.
- Jangan memaksa siswa melakukan tugas, tetapi berikan stimulus agar siswa melakukannya dengan enjoy.
- Beri pujian bila siswa menunjukkan perhatian atau rasa ingin tahunya.
Bab 4 Karakter Peduli
APA
Kepedulian merupakan salah satu karakter yang perlu dikembangkan sejak dini. Apa sebenarnya karakter peduli itu? Peduli (caring) adalah sikap yang menunjukkan cara berpikir dan bertindak yang membuat orang lain, benda-benda, dan lingkungan bisa berfungsi secara optimal atau berada dalam kondisi yang aman.
MENGAPA
Sikap peduli perlu mendapat perhatian sejak dini, karena sikap tersebut tidak dapat berkembang secara otomatis. Sikap peduli baru bisa dikembangkan setelah melalui berbagai pelajaran dan pelatihan. Sebuah penelitian di University of California Berkeley AS menemukan bahwa dalam diri bayi berusia 18 bulan terdapat bibit kepedulian yaitu empati atau kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain. Bibit itulah yang perlu dipupuk melalui serangkaian kegiatan agar dapat berkembang dengan subur kelak setelah dewasa.
BAGAIMANA - di Rumah
Untuk melatih anak agar selalu memiliki kepedulian, orangtua bisa juga melakukan hal-hal berikut:
- Membangun kebiasaan bekerja sama dengan anggota keluarga lain dalam melakukan tugas-tugas di rumah.
- Membiasakan anak untuk sering bermain dengan saudaranya atau temannya di rumah.
- Mendampingi anak saat mengalami kesulitan.
- Memberi umpan balik positif pada anak yang bersikap peduli.
- Membiasakan anak untuk memberi maaf dan meminta maaf pada anggota keluarga lainnya bila melakukan kesalahan.
- Membuang sampah di tempatnya.
- Merapikan mainan bila sudah selesai digunakan.
- Membiasakan anak untuk hidup teratur (bangun pagi, sarapan, mandi, tidur).
- Mengajari anak untuk berbagi dengan saudaranya atau temannya yang memerlukan.
- Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
- Mengenalkan anak pada keragaman budaya.
- Memilih sekolah yang menanamkan nilai-nilai kepedulian.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Mendorong siswa untuk bekerja sama dengan teman-temannya.
- Ajak siswa untuk sering bermain bersama dengan teman-temannya.
- Membiasakan siswa untuk membantu temannya yang kesulitan.
- Memberi umpan balik positif pada siswa yang menunjukkan sikap peduli kepada teman-temannya.
- Mengajari siswa untuk mau memberi dan meminta maaf.
- Membuang sampah di tempatnya.
- Merapikan mainan atau peralatan yang sudah digunakan.
- Menaati peraturan yang disepakati di kelas / di sekolah.
- Berangkat / datang sekolah tepat waktu.
- Berkomunikasi dengan temannya yang sedang mengalami musibah (sakit, sedih, dll).
- Mengajari siswa untuk berbagi dengan teman yang membutuhkan.
Bab 5 Karakter Antusias
APA
Antusias (kata sifat) atau antusiasme (kata benda) berasal dari kata ‘enthousiasmos’ atau ‘enthous’ yang artinya ‘Tuhan menyertai’. Antusiasme adalah gabungan antara semangat dan kegembiraan. Anak yang antusias terhadap apa yang dilakukan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: banyak pertanyaan, mata tidak berkedip, tidak sadar akan waktu, mengingat hal-hal sepele, melakukan sesuatu untuk membuat kita terkesan, memberi komentar, responsif, peduli, dan lain-lain.
MENGAPA
Antusiasme perlu dimiliki oleh setiap anak. Anak perlu memiliki antusiasme terhadap berbagai hal, agar anak dapat mengembangkan dirinya. Tanpa antusiasme, sulit rasanya bagi anak untuk bisa berprestasi. Apa yang membuat antusias berbeda antara satu anak dengan lainnya. Biasanya tergantung pada apa yang menjadi bakat dan minat anak. Tak jarang juga berkaitan dengan hal-hal yang sedang tren dalam pergaulannya. Namun bila dipilih hanya karena tren, biasanya itu tidak terlalu membahagiakan dirinya.pergaulannya. Namun bila dipilih hanya karena tren, biasanya itu tidak terlalu membahagiakan dirinya.
BAGAIMANA - di Rumah
Antusiasme bisa dikembangkan dengan memberi kesadaran pada anak bahwa hidup adalah anugerah yang mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya. Penting pula anak diberi pemahaman bahwa setiap orang itu unik dan baik adanya. Sebagai konsekuensinya, setiap orang memiliki jalan hidup berbeda terkait tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Seiring dengan itu, anak diberi kesadaran bahwa masa depan tergantung pada diri sendiri. Untuk melatih anak agar selalu memiliki antusiasme, orangtua bisa juga melakukan hal-hal berikut:
- Melibatkan anak dalam menentukan target ataupun tujuan belajarnya sendiri.
- Menemani dan mendampingi anak saat belajar dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya.
- Melibatkan anak dalam mengurus tanggung jawab tertentu sesuai level usianya (misalnya mencuci baju sekolah dan seragam sendiri).
- Menghindari untuk memberi bantuan berlebihan (seperti menyiapkan makanan dan baju, merapikan mainan, membereskan tempat tidur, mencuci piring makan).
- Melibatkan anak pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti tempat ibadah, atau di lingkungan RT/RW.
- Memfasilitasi anak dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat dan hobinya.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Membangun kesadaran bahwa hidup adalah sebuah anugerah yang mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya.
- Memberi pemahaman bahwa setiap siswa itu unik dan baik adanya.
- Memiliki kesadaran bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda terkait dengan tugas / tanggung jawab dalam hidupnya.
- Memiliki kesadaran bahwa bahwa setiap orang diciptakan dengan tugas / tanggung jawab tertentu.
- Memiliki keyakinan bahwa masa depan kita tergantung pada diri sendiri.
- Melibatkan siswa dalam menentukan target ataupun tujuan belajarnya sendiri.
- Melibatkan dan memberi kewenangan kepada siswa untuk mengurus tanggung jawab tertentu sesuai level usianya.
- Mendampingi siswa dalam melakukan tugas-tugasnya.
Bab 6 Karakter Kreatif
APA
Kreativitas dekat dengan imajinasi. Imajinasi adalah daya pikir, kemampuan seseorang untuk membayangkan sesuatu. Sesuatu yang dimaksud bisa merupakan hal yang sudah ada, bisa juga sesuatu yang baru atau belum bisa dirasakan. Imajinasi memampukan anak untuk menjelajah berbagai hal tanpa dibatasi oleh dunia fisik. Imajinasi meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
MENGAPA
Apa yang dihasilkan dari kreativitas biasanya datang dari imajinasi. Kreativitas adalah daya cipta atau kemampuan seseorang menciptakan sesuatu. Kreativitas membuat anak bisa bertahan. Kreativitas bahkan membuat kita bisa berkembang dalam menjalani kehidupan. Kreativitas dapat meningkatkan kualitas hidup dan mendatangkan kemajuan.
BAGAIMANA - di Rumah
- Memberi anak kebebasan untuk berkreasi berkaitan dengan tugas-tugas di rumah. Misalnya, menata kamarnya sendiri, memilih warna catnya sendiri, dan lain-lain.
- Memfasilitasi anak-anak dengan mainan yang dapat meningkatkan kreativitas (mainan yang belum jadi, seperti lego – alat gambar – alat musik – spidol berwarna yang bisa dihapus dengan air).
- Memberi anak kebebasan untuk berimajinasi, dengan cara membacakan buku cerita setiap hari.
- Mengajak anak melakukan role play, misalnya berpura-pura menjadi koki, dokter, dan lain-lain.
- Membiarkan anak untuk bermain di mana saja (di dalam maupun di luar ruangan) dan menggunakan apa saja.
- Membuang rasa kuatir dengan menghindari terlalu banyak melarang anak atau menggunakan kata ‘jangan’ maupun ‘harus’.
- Membebaskan anak untuk melakukan eksplorasi atau bertanya berbagai hal, dengan selalu menjawab pertanyaannya.
- Mengurangi beragam tekanan di sekitar anak yang bisa membuatnya stres.
- Menjelajahi budaya daerah tertentu / lingkungan sekitar.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Memberi siswa kebebasan untuk berimajinasi dan berkreasi.
- Membiarkan siswa untuk melakukan sesuatu yang baru.
- Membuang rasa kuatir dan terlalu sering melarang siswa.
- Mendorong penggunaan metode yang memungkinkan anak belajar melalui bermain demi mengasah imajinasi dan kreativitasnya.
- Membiarkan anak untuk bermain di mana saja (di dalam maupun di luar ruangan) dan menggunakan apa saja.
- Memfasilitasi anak-anak dengan peralatan belajar yang dapat meningkatkan kreativitas (mainan yang belum jadi seperti lego, alat gambar, alat musik, spidol berwarna yang bisa dihapus dengan air).
- Meluangkan waktu untuk berimajinasi dan berkreasi bersama anak.
Bab 7 Karakter Tanggung Jawab
APA
Karakter tanggung jawab sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Tanggung jawab artinya kemampuan untuk melakukan tugas dan kewajibannya. Bagi seorang anak, tanggung jawabnya berkaitan dengan sekolah dan rumah. Anak memiliki sejumlah tanggung jawab yang harus dikerjakan di sekolah, seperti mengerjakan tugas, mendengarkan pelajaran di kelas, dan sebagainya. Tak hanya di sekolah, anak juga memiliki sederet pekerjaan di rumah, mulai dari mengerjakan PR dari sekolah, sampai tugas-tugas di rumah seperti membantu membersihkan peralatan di rumah dan sebagainya.
MENGAPA
Anak perlu dibangun kebiasaannya untuk bertanggung jawab. Alasan yang paling mendasar adalah agar anak memiliki kebiasaan untuk menyelesaikan apa yang sudah disanggupinya. Kebiasaan untuk bertanggung jawab ini akan memudahkan hidupnya di masa depan. Anak akan menjalani kehidupannya dengan baik saat harus mengemban tanggung jawab yang lebih besar di tengah masyarakat.
BAGAIMANA - di Rumah
- Memberi hukuman yang mendidik.
- Memiliki sikap toleran dan menghindari perkelahian antar saudara.
- Menghormati orangtua, dengan minta ijin saat keluar rumah, dsb.
- Membuang sampah di tempatnya.
- Bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan anggota keluarga lainnya, misalnya membantu penyiapan makanan, dsb.
- Merapikan buku-buku dan barang-barang di rumah.
- Melibatkan anak dalam pemeliharaan kebersihan rumah.
- Memelihara tanaman / hewan.
- Membantu anak mengatur waktunya.
- Membuat aturan (mandi, sikat gigi, berdoa bersama) yang wajib ditaati.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Merapikan buku-buku dan barang-barang di kelas dan di luar kelas.
- Melibatkan siswa dalam pemeliharaan kebersihan sekolah.
- Memelihara tanaman / hewan.
- Membantu siswa mengatur waktunya.
- Membuat aturan kelas (jam, seragam) yang wajib ditaati.
- Memberi hukuman yang mendidik.
- Memiliki sikap toleran dan menghindari perkelahian antar siswa.
- Menghormati guru.
- Mengumpulkan tugas tepat pada waktunya.
- Membuang sampah di tempatnya.
- Membuat jadwal piket harian.
- Bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan teman sebangkunya.
Bab 8 Karakter Mengarahkan Diri Sendiri
APA
Kemampuan mengarahkan diri sendiri adalah kemampuan untuk menetapkan arah, tujuan, dan keputusan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk memiliki kemampuan diri sendiri ada sejumlah hal yang harus disiapkan, antara lain: rasa percaya diri, keberanian mengambil keputusan, keyakinan bahwa keputusan yang diambil sudah dipertimbangkan secara matang, dan bertanggung jawab.
MENGAPA
Kita meyakini bahwa setiap anak pasti memiliki misi hidup sesuai dengan kehendak Tuhan yang sudah ditanamkan dalam hatinya. Namun demikian, untuk menyadari hal tersebut anak mesti memiliki kemampuan untuk mengarahkan dirinya sendiri. Anak perlu menyadari apa yang paling disukai dan diinginkannya dalam hidup. Dengan adanya kemampuan mengarahkan diri, anak bisa menentukan memilih jalan hidupnya melalui karir yang akan dipilih, dan tidak mudah goyah dengan pengaruh atau tawaran menggiurkan lain yang ada di sekitarnya.
BAGAIMANA - di Rumah
- Memberi harapan yang seimbang dengan kemampuan anak.
- Menjadikan kesalahan sebagai pengalaman / pembelajaran.
- Tidak memberitahukan rasa khawatir kita terhadap anak.
- Menawarkan bantuan dan dukungan secara terbatas.
- Menghindari terjadinya bullying antar saudara dan anggota keluarga lainnya untuk berbagai alasan.
- Memuji bila berhasil dan memberi dukungan saat menghadapi kesulitan.
- Memberi cinta tanpa syarat terhadap anak, pujian yang tanpa mengaitkannya dengan apa yang dilakukan.
- Menghindari untuk mengkritisi penampilan anak.
- Menunjukkan pada anak bahwa kita menganggap dirinya penting / sangat berharga bagi kita.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Memberi semangat saat siswa mencoba hal baru.
- Menjaga wibawa siswa secara terbatas.
- Mengenalkan tokoh-tokoh yg bisa mengatasi keterbatasannya.
- Memberi harapan yang seimbang dengan kemampuan anak
- Merayakan semangat dan keterbukaan siswa terhadap sebuah pengalaman baru.
- Menghindari terjadinya bullying antar teman, apalagi dari guru.
- Memuji bila berhasil dan memberi dukungan saat menghadapi kesulitan.
- Memberi semangat ketika anak mencoba hal baru.
- Menjaga harga diri anak secara terbatas.
- Memberi kebebasan yang bertanggung jawab.
- Tidak memberi tuntutan lebih tinggi dibandingkan kemampuannya.
- Membantu anak untuk meningkatkan potensinya
Bab 9 Karakter Toleransi
APA
Toleransi berasal dari kata tolerare dari bahasa Latin, yang artinya sabar dan menahan diri. Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, yang ada baik antarindividu dan antarkelompok. Kebiasaan bertoleransi ini akan menghasilkan kondisi damai dalam keberagaman. Salah satu bentuk toleransi adalah toleransi antar agama.
MENGAPA
Karakter toleran sangat diperlukan agar anak bisa hidup dengan damai di tengah keragaman masyarakat. Apalagi dengan hidup di bumi Indonesia ini, kita dihadapkan pada banyak sekali keragaman. Dengan terbiasa berinteraksi dengan beragam jenis perbedaan, anak akan belajar untuk beradaptasi dan bersikap toleran. Anak yang memiliki kemampuan toleransi tinggi memiliki kemampuan untuk bertahan dalam konflik dan peluang berhasil mencapai tujuannya.
BAGAIMANA - di Rumah
- Mengajarkan anak untuk lebih mengenal dan mengasihi orang lain, memberi kesadaran bahwa semua orang ingin dikasihi dan diperlakukan dengan baik.
- Menanamkan budaya tolong-menolong dalam keluarga. Misalnya, membantu saudara yang kesulitan dalam mengerjakan PR, membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dll.
- Menanamkan budaya berbagi dalam keluarga. Misalnya melalui aktivitas bermain bersama, menonton acara televisi bersama, makan malam bersama, dll.
- Meningkatkan percaya diri anak dengan menyadarkan akan kelebihan dan kekurangannya.
- Memberikan kisah-kisah inspiratif tentang contoh-contoh toleransi.
- Menggunakan mainan untuk memperlihatkan adanya perbedaan-perbedaan.
- Memberi jawaban yang tepat atas pertanyaan tentang perbedaan yang ada di sekitarnya.
- Memperkenalkan lingkungan yang lain, misalnya lewat film atau media-media yang lain.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Menanamkan budaya tolong menolong dan berbagi pada yang kesusahan (kegiatan amal, pasar murah untuk masyarakat prasejahtera, dll).
- Menanamkan budaya menghargai agama lain. Misalnya melakukan buka puasa bersama, mengenal cara berdoa agama lain, memberi ucapan selamat pada hari raya agama lain, dll.
- Mendorong anak pada pergaulan yang majemuk (sosial, ekonomi, budaya, agama).
- Memberikan kisah-kisah inspiratif tentang contoh-contoh toleransi.
- Menggunakan mainan untuk memperlihatkan adanya perbedaan-perbedaan.
- Memberi jawaban yang tepat atas pertanyaan tentang perbedaan yang ada di sekitarnya.
- Memperkenalkan lingkungan yang lain, misalnya lewat film atau media-media yang lain.
Bab 10 Karakter Jujur
APA
Jujur adalah kemampuan untuk mengatakan, bersikap, bertindak tulus atau sebenarnya terhadap diri sendiri maupun orang lain. Ciri-ciri orang yang jujur adalah tidak suka bersikap pura-pura, berkata apa adanya, tidak menipu diri sendiri ataupun orang lain, mau mengakui kelebihan dan kekurangan orang lain, tidak membohongi diri sendiri dan orang lain, tidak mengambil hak milik orang lain, tidak merugikan orang lain, dapat mengemban kepercayaan atau amanah dari orang lain, orang tua dan keluarga.
MENGAPA
Karakter jujur sangat diperlukan agar anak bisa hidup di jaman ini, di mana masyarakat cenderung memilih untuk bersikap menutupi kenyataan. Coba lihat saja fenomena artis-artis yang lebih suka mengubah wajah aslinya dengan melakukan operasi plastik. Akibatnya orang terkadang sulit mengingat lagi bagaimana wajah asli sang artis yang sebenarnya.
Pertanyaannya kemudian, mengapa kita harus bersikap jujur? Kita bersikap jujur pertama-tama karena tidak ada seorangpun yang ingin dibohongi. Kita bersikap jujur demi menghargai hak orang lain untuk mendapatkan informasi yang benar. Alasan lainnya adalah demi memperoleh ketenangan batin. Orang yang tidak jujur akan selalu dibayangi rasa takut bila kebohongannya akan terbongkar. Ibarat kalung, bila satu mata rantainya putus akan rusak kalung secara keseluruhan.
BAGAIMANA - di Rumah
- Membiasakan anak untuk berani berkata dan bersikap jujur dalam kondisi apapun.
- Menerima anak dalam kondisi apapun, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya.
- Memberikan pemahaman bahwa bersikap jujur itu lebih baik dan menyenangkan.
- Memberikan kesadaran akan pentingnya bersikap jujur demi kedamaian batin.
- Membiasakan anak mendengarkan cerita atau dongeng tentang nilai-nilai kejujuran setiap hari.
- Memberikan pujian atau dukungan untuk sikap-sikap yang mengarah pada nilai-nilai kejujuran.
- Menghindari pemberian label pembohong pada anak.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Menggunakan permainan yang bisa mengembangkan sikap jujur, seperti permainan tradisional congklak, gobag sodor, dsb.
- Membiasakan siswa untuk tidak menyontek atau meniru jawaban teman.
- Membiasakan siswa untuk mengatakan sesungguhnya sesuatu yang telah terjadi atau dialaminya.
- Memberi kesempatan pada siswa untuk mau bercerita tentang kesulitannya.
- Membangun kebiasaan pada siswa untuk mau menerima pendapat temannya.
- Membiasakan siswa untuk mau menyatakan ketidaknyamanannya atas suasana belajar di kelas.
- Memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan guru tentang sesuatu berdasarkan apa yang diketahuinya.
Bab 11 Karakter Pengendalian Diri
APA
Karakter pengendalian diri secara sederhana didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya sendiri secara sadar, agar menghasilkan perilaku yang tidak merugikan orang lain. Kemampuan pengendalian diri itu perlu dimiliki agar sesuai dengan norma sosial dan dapat diterima oleh lingkungannya. Konsep awal dari pengendalian diri berasal dari efikasi diri, yaitu keyakinan diri seseorang dalam melakukan perilaku tertentu.
MENGAPA
Kemampuan pengendalian diri sangat dibutuhkan oleh setiap orang terutama dalam situasi yang tidak menentu. Pasalnya, dengan adanya kemampuan pengendalian diri, seseorang akan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan norma-norma umum, moral, ekspektasi sosial, dan pencapaian jangka panjang. Dengan adanya kemampuan mengendalikan diri, seseorang mampu membangun kedisiplinan.
BAGAIMANA - di Rumah
Kemampuan pengendalian diri bisa dipelajari. Untuk bisa mengendalikan diri, seseorang perlu memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengontrol perilakunya sendiri tanpa bantuan dari luar dirinya. Apa yang bisa dilakukan di rumah untuk melatih anak mengendalikan diri?
- Menjadi contoh yang baik dalam hal pengendalian diri. Oleh karena itu, orangtua harus berlatih untuk mengendalikan dirinya sendiri.
- Melatih anak untuk mengenali dan menyadari dirinya sendiri (apa yang dipikirkannya, apa yang dirasakannya, apa emosinya saat ini).
- Membantu anak untuk terbiasa mengkomunikasikan apa yang dipikirkannya, apa yang dirasakannya, dan apa emosi dialaminya pada orangtua.
- Membiasakan anak untuk melakukan refleksi atas apa yang dilakukannya setiap hari.
- Memberi anak ruang kebebasan untuk menimbang sendiri dan menentukan dirinya dengan penuh tanggung jawab.
- Melatih anak untuk menentukan prioritas dalam melakukan berbagai hal atau membeli sesuatu.
- Memberi anak kesempatan untuk terlibat dalam pekerjaan rumah tangga sesuai dengan kemampuan usianya.
- Membiasakan anak untuk menunda keinginannya dengan sukarela atau tanpa merasa kesal.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Membangun kegiatan rutin dengan cara yang menyenangkan, misalnya mengucapkan salam dan pujian ketika anak datang sekolah tepat pada waktunya.
- Membiasakan anak untuk menyadari apa saja yang sedang dialaminya (pikirannya, perasaannya, emosinya).
- Membiasakan anak untuk mengerti apa yang dipelajarinya, bukan sekedar menghapal ataupun melakukan apa yang diperintahkan oleh guru.
- Membawa kondisi belajar yang tidak didasarkan pada rasa takut, kompetisi dan perbandingan, hadiah maupun hukuman.
- Membawa kondisi belajar yang nyaman, mendorong siswa untuk mencapai kesempurnaan dengan cara yang menyenangkan.
- Membiasakan siswa untuk berada dalam lingkungan di mana tidak ada pihak yang menguasai dan pihak yang dikuasai.
- Membiasakan siswa untuk mampu melihat yang lain setara dengan dirinya.
Bab 12 Karakter Asertif
APA
Karakter asertif biasanya ditunjukkan oleh adanya kemampuan untuk berkomunikasi apa adanya, sebagai perwujudan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain. Kemampuan berkomunikasi asertif adalah kemampuan untuk mengatakan apa yang sebenarnya kita inginkan.
MENGAPA
Karakter asertif merupakan karakter yang sangat berguna bagi perkembangan anak dalam mencapai kedewasaannya. Karakter asertif akan membantu seseorang mencapai keberhasilan dalam kehidupan sosial. Mengapa demikian? Selain ketenangan batin, kemampuan berkomunikasi asertif akan membantu seseorang dalam bekerja sama.
Pada anak-anak, kemampuan untuk bersikap asertif memberinya kemudahan dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Anak tidak mudah baper (bawa perasaan), bisa menghasilkan Win-Win Solution bagi masalahnya berkaitan dengan pihak lain, mampu berhadapan setara dengan orang lain (teman sebaya, maupun orang yang lebih dewasa).
Karakter asertif sebenarnya sangat dekat dengan sikap jujur Karakter jujur mensyaratkan keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Sementara, karakter asertif adalah bagian daripada karakter jujur, terutama jujur dalam berkata.
Bagi orang dewasa saja, tidak mudah untuk bersikap asertif, apalagi bagi anak-anak. Lingkungan yang kurang terbuka, diskriminatif, dan penuh tekanan membuat anak enggan bersikap apa adanya. Karena itu, lingkungan yang baik menjadi prasyarat bagi anak untuk bersikap asertif.
BAGAIMANA - di Rumah
- Memberi anak kesempatan untuk melakukan tugas yang berkaitan dengan dirinya sendiri sesuai kemampuannya.
- Mengajarkan batas-batas kepemilikan terhadap benda-benda yang biasa digunakan sehari-hari (misalnya gelas, piring, sendok, mainan, dan lain-lain).
- Mengajari anak untuk menghargai diri sendiri
- Membiasakan anak untuk belajar mengambil keputusan atas segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya (misalnya bidang yang ingin ditekuninya, warna pakaian, tata ruangan kamar, dan lain-lain).
- Mengembangkan rasa percaya diri anak dengan memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Memberi siswa kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
- Memberi pujian dan motivasi saat siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
- Membiasakan siswa untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya tentang dirinya, tanpa memberi komentar yang negatif.
- Melatih siswa untuk menghargai dirinya sendiri dengan cara lebih banyak mendengarkan.
- Melatih siswa untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan emosinya di depan guru dan teman-temannya.
Bab 13 Karakter Persuasif
APA
Karakter persuasif adalah kemampuan dalam berkomunikasi yang dapat mempengaruhi, meyakinkan, dan mengubah orang lain ke arah yang lebih baik. Kemampuan persuasif adalah kemampuan untuk meyakinkan orang lain, agar mereka mau melakukan apa yang diminta atau disarankannya.
MENGAPA
Kemampuan persuasif tidak hanya diperlukan oleh seseorang di lingkungan pergaulan, tetapi lebih-lebih lagi dalam lingkungan pekerjaan. Di masa sekolah, anak perlu juga melatih dirinya untuk memiliki keterampilan persuasif. Mereka yang memiliki kemampuan persuasif akan banyak memiliki pengaruh terhadap orang-orang di sekitarnya. Kemampuan persuasif bisa membuat lingkungan di sekitarnya lebih dinamis.
BAGAIMANA - di Rumah
Seperti kemampuan lainnya, kemampuan persuasif tidak muncul dengan sendirinya, tetapi bisa dilatih sejak kecil. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih kemampuan persuasif, antara lain:
- Menempatkan diri sejajar dengan anak.
- Membiasakan anak untuk mendiskusikan segala sesuatu.
- Membiasakan diri untuk tidak memaksa anak untuk melakukan sesuatu, melainkan mengarahkan saja secara halus.
- Membiasakan diri untuk mendengarkan cerita dan keluh kesah anak.
- Membiasakan diri untuk menjadi pendengar aktif atau mendengarkan dengan penuh perhatian.
- Membiasakan diri untuk bertanya dan menanggapi cerita yang disampaikan oleh anak.
- Membiasakan diri untuk tidak mengkritisi cerita anak, untuk mengajarkan anak agar bersikap terbuka.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Menggunakan bahasa atau istilah yang bisa dipahami siswa dengan mudah.
- Memberikan pujian dan motivasi yang mendorong siswa agar belajar dengan senang.
- Memahami apa yang dirasakan oleh siswa, berusaha memahami bukan dengan pikiran tetapi dengan hati (berempati).
- Mendampingi siswa untuk mengaplikasikan materi pengetahuan yang telah diberikan.
- Memberi materi yang memungkinkan siswa mendapat kebebasan dalam berpikir (misalnya, dalam pelajaran bahasa, pengetahuan sosial, pendidikan kewarganegaraan, dsb).
- Memberi materi yang memungkinkan siswa untuk bebas dalam berkreasi (misalnya, dalam pelajaran seni, kewirausahaan, atau pelajaran-pelajaran lain yang mengandalkan kreativitas).
Bab 14 Karakter Produktif
APA
Karakter produktif adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide, pemikiran-pemikiran, dan karya-karya yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Secara alamiah, setiap orang sebenarnya berpotensi untuk memiliki karakter produktif. Karakter produktif banyak berhubungan dengan keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
MENGAPA
Karakter produktif sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Karakter produktif sangat berguna demi kesuksesan dan keberhasilan seseorang di masa depan. Orang yang produktif biasanya lebih giat dan rajin dalam belajar dan bekerja. Persoalannya, bagaimana cara kita untuk membuat seseorang termotivasi untuk bersikap produktif?
BAGAIMANA - di Rumah
- Menemani anak untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang menjadi kesukaannya.
- Melakukan eksplorasi terhadap hobi dengan pendampingan seorang ahli di bidangnya.
- Mempelajari hal-hal baru (misalnya kebiasaan baru, permainan baru, bahasa baru, dan lain-lain).
- Melakukan kegiatan bersama secara rutin (misalnya membaca buku, berkebun, memasak, dan lain-lain).
- Membiasakan anak menentukan target sesuai kemampuannya.
- Melakukan olah raga untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap semangat dalam melakukan berbagai hal.
- Membiasakan anak bangun lebih awal dari biasanya, dengan tetap memperhatikan waktu istirahat.
- Membiasakan anak membuat jadwal, berusaha untuk menaatinya dalam suasana yang nyaman.
BAGAIMANA - di Sekolah
- Memberi pujian atau dukungan terhadap kinerja yang telah dicapai oleh siswa.
- Tidak memberi target yang berlebihan terhadap siswa dalam melakukan tugas-tugasnya.
- Mengatur kegiatan atau jenis mata pelajaran yang sesuai dengan waktu yang tepat, agar sesuai dengan kondisi emosi siswa (misalnya, materi yang banyak bergerak di pagi hari, materi yang banyak konsentrasi bukan di waktu siswa sudah kelelahan).
- Memberi siswa kesempatan untuk memilih cara belajarnya sendiri, memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya.
- Melatih anak untuk memilah-milah kegiatan berdasarkan prioritasnya.
- Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.