BAB II LATAR BELAKANG KURIKULUM STEMAPRENEUR
A.Atas Visi,dasar Nilai,visi, nilai, dan Motomoto Sekolah
sekolah, Stella Maris International Education memiliki visi menjadi “Sekolah yang paling unggul dalam mendidik pembelajar seumur hidup dengan karakter wirausaha berbasis nilai-nilai Kristiani”. Menyadari besarnya kebutuhan dunia perekonomian dan industri akan lapangan kerja dan masih terbuka lebarnya peluang berwirausaha, maka sejak hampir 10 tahun lalusekolah Stella Maris memfokuskanbermaksud dirinyauntuk sebagaimenyusun schoolpanduan forKurikulum futureStemapreneur. entrepreneur.Kurikulum DariStemapreneur Stellaadalah Mariskurikulum diharapkan lahir para calon wirausahawanterpadu, yang tangguhdimaksudkan baikuntuk dimelibatkan tingkatseluruh nasionalmata maupunpelajaran internasional.
Denganmenyiapkan motosiswa (tagline)untuk menjadimemiliki sekolahjiwa bagiwirausaha. wirausahawanKendati masamelibatkan depan,mata Stellapelajaran Marislainnya, bertujuan membentuk karakter-karakter siswa.
B. Karakterkurikulum Stemapreneur
Untuktidak mengubah esensi setiap mata pelajaran yang ada. Masing-masing pelajaran tetap berdiri sendiri, namun diajarkan dengan kesadaran bahwa proses belajarnya turut membentuk karakter wirausahawirausaha.
Kurikulum bisa dilihat seperti sebuah mozaik. Setiap keping mozaik berkontribusi untuk membuat gambaran menjadi sempurna. Setiap mata pelajaran yang tangguh,ada Stellapada Marisdasarnya memilihmencerminkan bakat-bakat siswa yang berbeda. Melalui penyampaian beragam mata pelajaran tersebut, setiap siswa diberi kesempatan berkembang sesuai dengan bakat-bakatnya. Terhambatnya proses penyampaian salah satu mata pelajaran, seperti hilangnya satu keping mozaik, yang akan membuat gambar terlihat cacat. Hilangnya salah satu pelajaran, berarti terhambatnya perkembangan salah satu aspek dalam diri siswa.

A. Pengembangan Karakter
Kurikulum Stemapreneur adalah kurikulum yang berusaha untuk membentuk 14 karakter kewirausahaan melalui seluruh mata pelajaran yang dikenalada. sebagai karakter Stemapreneur. AdapunPembentukan ke-14 karakter tersebutStemapreneur adalahdiupayakan mandiri,sejak menghormati,dini, mulai dari level TK, SD, SMP, sampai SMA. Meskipun bernama Stemapreneur, karakter lulusan yang ingin tahu,dibentuk peduli,oleh antusias, kreatif, tanggung jawab, mengarahkan diri, toleran, jujur, kendali diri, tegas, persuasif, dan produktif, yang dikembangkan secara bertahap.Keempat belas karakter tersebut dikembangkan dalam kaitan dengan enam values sekolah. Keenam valuesSekolah Stella Maris adalahtidak imanhanya padamengandalkan Tuhan,kewirausahaan kolaborasi,sebagai unggul,mata menghargai, inovatif, dan kejujuran.
pelajaran.
C.daya Pengembangandorong Karakterpembentukan Melaluikarakter, Kurikulum
Sekolah KurikulumStella Maris berupaya untuk memfungsikan seluruh mata pelajaran yang berbasisada. padaSetiap pengembanganmata pelajaran akan berperan dalam mengembangkan karakter-karakter yang khas Sekolah Stella Maris, sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Dalam rangka mengingat kembali ke-14 karakter sebenarnyaStemapreneur, sudahberikut dirintisini disajikan kembali karakter-karakter tersebut dan hubungannya dengan nilai-nilai yang mendasarinya.
Sebagai sekolah yang berlandaskan semangat Kristiani, nilai-nilai Sekolah Stella Maris didasarkan pada ajaran Yesus sendiri. Seperti terurai pada tabel di bawah. Itu sebabnya, karakter-karakter Stemapreneur berbeda definisi dibanding karakter pada umumnya, meski menunjuk pada istilah yang sama. Misalnya independent, dalam karakter Stemapreneur tetap memasukkan kepentingan orang lain. Berbeda dengan definisi independent pada umumnya yang hanya menekankan kemandirian tanpa pelibatan pihak lain.
Barangkali akan ada yang berkomentar, “Apakah tidak terlalu dini mengajarkan kewirausahaan di level SD apalagi TK?” Jawabannya adalah tidak. Tugas membangun karakter wirausaha tidak bisa berlangsung singkat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membentuk karakter melakukannya. Fakta menunjukkan, hampir seluruh pengusaha yang mumpuni memiliki latar belakang hidup ‘keras’ yang menempa karakternya. Di Indonesia, di era 1970-an ada nama-nama seperti Ciputra, William Suryadjaya, era 1990-an Sandiaga Uno, Susi Pudjiastuti. Setali tiga uang, pengusaha kaliber dunia, seperti Steve Jobs yang sejak tahunbayi ajarandiasuh 2014/2015.oleh Namunorang daritua hasilangkat.
Kurikulum danStemapreneur wawancarabukan dengansemata-mata paramengajarkan pengajar,siswa kebanyakanmenjual darisesuatu, merekaseperti merasacitra belummata memilikipelajaran panduantersebut yangselama jelas.ini. MerekaKurikulum belumStemapreneur memahami bagaimana cara yang tepatdiarahkan untuk membentuk karakter siswa agar siap menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Bisa dianalogikan dengan gambar di atas, bahtera menjadi tempat berlindung dan penampung hewan-hewan dari banjir bandang. Kewirausahaan menjadi tempat berlindung bagi mereka sendiri maupun orang-orang di sekitarnya dari gelombang perubahan jaman.
Entrepreneur as a vocation, kewirausahaan adalah sebuah panggilan hidup. Menjadi wirausaha tidak bisa menjadi wirausaha di bidang apa saja. Agar berhasil, seorang wirausaha harus punya keunikan. Setiap siswa harus menggali bakat dan potensi secara terus-menerus. Kurikulum Stemapreneur berusaha untuk menyiapkan dan mengembangkan karakter-karakter – yang meski disebut karakter kewirausahaan sebenarnya merupakan karakter umum – agar siswa mengembangkan bakat dan potensi sebagai kekuatannya.
Hasil akhir dari kurikulum Stemapreneur ini diharapkan bisa memberikan para lulusan yang mampu memiliki dampak bagi masyarakat, baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Sebagai sekolah yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani, para lulusan yang dihasilkan bukan hanya memiliki jiwa kewirausahaan yang hanya mengejar keuntungan finansial dan aktualisasi diri, tetapi juga dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Terpanggil sebagai wirausaha yang menjadi saluran rahmat bagi banyak orang.
Dalam kerangka kurikulum, kewirausahaan berperan sebagai kerangka besar bagi seluruh aktivitas siswa sebagai sarana pengembangan karakter dan bakat setiap siswa. Tabel di bawah ini menunjukkan keragaman mata pelajaran dalam prosesmembentuk karakter Stemapreneur. Ada pelajaran-pelajaran yang materinya sarat membahas tentang karakter. Misalnya religiositas, pendidikan kewarganegaraan (PKn), Bahasa, IPS. Di pihak lain, ada pula pelajaran-pelajaran yang ‘kering’ dengan konten karakter (termasuk karakter kewirausahaan) seperti matematika, IPA, dan Teknologi Informasi / Informatika.
Pada mata pelajaran-mata pelajaran yang dalam kontennya ‘kering’ dalam hal karakter kita masih tetap bisa membangun karakter kewirausahaan. Misalnya karakter-karakter independent, curious, enthusiastic, creative, dan responsible. Pembentukan karakter kewirausahaan juga bisa diupayakan melalui sikap belajar diyang kelas.muncul Takdengan mengherankanmempelajari bilamata pelajaran-mata pelajaran tersebut.
Tidak semua guru mengajarmenyadari bagaimana peran aspek-aspek mata pelajaran tersebut dalam pembentukan karakter siswa. Untuk pelajaran-pelajaran bermuatan karakter, guru punya peluang lebih besar dalam menyampaikan materi dan membangun karakter kewirausahaan. Namun adanya materi yang memuat unsur karakter belum tentu dapat mewujudkan karakter siswa seperti yang diinginkan, terutama ketika metode yang digunakan tidak tepat. Terkait dengan gayametode pengajaran, akan dibahas mendalam pada bab selanjutnya.
B. Pendekatan Metakurikulum
Kurikulum Stemapreneur berusaha memadukan seluruh mata pelajaran yang berbeda-beda,ada, namun dengan caratetap bagaimanamenjaga merekakemurnian sebelumnyasetiap diajarmata ataupelajaran. metodeMateri pengajaransetiap yangmata dirasanyapelajaran baik.tetap berdiri sendiri. Tidak ada keseragamanpenggabungan carabeberapa mengajarmata antarapelajaran satumenjadi gurumata denganpelajaran yangbaru. lainnya.Bagaimana kurikulum Stemapreneur bisa memadukan seluruh mata pelajaran tersebut?
DenganMengacu segala“10 permasalahanModel yangIntegrasi ada,Kurikulum” tahun(Robin ajaranFogarty), ajarankurikulum 2016/2017di mendatang Kurikulum Sekolahsekolah Stella Maris melanjutkanmenggunakan pembentukanModel 14Galur/Benang karakter(Threaded). StemapreneurModel ini bertujuan untuk menangkap gagasan besar dari konten setiap pelajaran melalui pendekatan metakurikulum. Pendekatan metakurikulum berusaha untuk merangkai keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan majemuk, dan keterampilan lainnya dalam kerangkaberbagai 6disiplin nilai-nilaiilmu sekolahyang sebagaimana tergambar pada bagan berikut: berbeda.
D.Seperti Metodekaca Pembelajaran
pembesar, Student-Centeredpendekatan metakurikulum berusaha mengangkat gagasan besar dalam setiap mata pelajaran. Dengan model integrasi tersebut, tidak terjadi perubahan pada mata pelajaran-mata pelajaran yang ada. Setiap pelajaran tetap dibiarkan murni. Hanya saja untuk setiap pelajaran akan diajarkan pengetahuan kewirausahaan yang akan menghantar mereka untuk mengembangkan karakter wirausaha tertentu. Pengembangan karakter wirausaha tersebut diwakili oleh konsep kunci wirausaha yang telah dipilih berdasarkan jenjang pendidikan.
Berikut menggunakangambaran pendekatanbagaimana yangintegrasi berpusattersebut padaterjadi. siswa.Berbagai Siswamata didorongpelajaran untukakan terlibatdisatukan secaraoleh aktifkonsep-konsep kunci dalam mengembangkanmata pengetahuan,pelajaran keterampilan,Kewirausahaan (Entrepreneurship). Konsep-konsep kunci tersebut dipilih dan perilakunya.disusun Siswaberdasarkan diberi haknya untuk belajar pendekatan berpusat pada siswa, guru diharapkan tidak terlalu banyak mengambil hak siswa untuk belajar.
Joyful Learning
Sistem pembelajaran yang berusaha membangkitkan minat, melibatkan siswa secara penuh, menciptakan makna, pemahaman, dan nilai yang membahagiaka diri siswa.
Berbasis Gaya Belajar yaitu:
VisualAuditoriTaktilKinestetik
Berbasis Karakter
Metode pengajaran yang variatif di atas digunakankesesuaiannya dengan kesadarankarakter bahwa tujuan mendidik siswa tidak hanya penguasaan materi pelajaran, melainkan pembentukan karakter.Ada 14 karakterEntrepreneurship yang ingin ditumbuhkembangkandikembangkan. yaitu:Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru bisa menyisipkan materi tentang membuat tulisan iklan di media massa ataupun sosial media, atau di mata pelajaran IPS bisa disisipkan ulasan tentang daya beli saat membahas tentang piramida penduduk, dan sebagainya.
IndependentMenetapkan karakter / konsep kunci sesuai level Taksonomi BloomRespectfulMemadukan karakter / konsep kunci ke dalam mata pelajaran.CuriousMencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.CaringMerumuskan indikator pembelajaran secara terpadu.EnthusiasticMenetapkan strategi belajar-mengajar yang akan menguntai.CreativeResponsibleSelf-directedTolerantIntegritySelf-controlAssertivePersuasiveProductive
Adapun langkah-langkah penerapan model galur/benang proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:
Untuk menjelaskan latar belakang terjadinya internalisasi dan integrasi materi kewirausahaan (Entrepreneurship) ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran, akan dijelaskan secara mendetil pada bab selanjutnya.










