Skip to main content

BAB III TEORI-TEORI DASAR

AtasTerkait proses internalisasi karakter entrepreneurship, terdapat dua hal penting yang perlu dipahami. Pertama, cara kerja pikiran manusia atau proses kognitif. Kedua, pengetahuan kewirausahaan (entrepreneurship) itu sendiri. Pada bagian pertama, akan dibahas tentang teori-teori dasar visi, nilai, dan moto sekolah, sekolah Stella Maris bermaksud untuk menyusun panduan Kurikulum Stemapreneur. Kurikulum Stemapreneur adalah kurikulum terpadu, yang dimaksudkanmembahas untukcara melibatkankerja seluruh mata pelajaran lain dalam menyiapkan siswa untuk memiliki jiwa wirausaha. Kendati melibatkan mata pelajaran lainnya, kurikulum Stemapreneur tidak mengubah esensi setiap mata pelajaran yang ada. Masing-masing pelajaran tetap berdiri sendiri, namun diajarkan dengan kesadaran bahwa proses belajarnya turut membentuk karakter wirausaha.

Kurikulum bisa dilihat seperti sebuah mozaik. Setiap keping mozaik berkontribusi untuk membuat gambaran menjadi sempurna. Setiap mata pelajaran yang ada pada dasarnya mencerminkan bakat-bakat siswa yang berbeda. Melalui penyampaian beragam mata pelajaran tersebut, setiap siswa diberi kesempatan berkembang sesuai dengan bakat-bakatnya. Terhambatnya proses penyampaian salah satu mata pelajaran, seperti hilangnya satu keping mozaik,kognitif yang akan membuatmenjelaskan gambartiga terlihathal: cacat.1) HilangnyaProses salahkognitif; satu2) pelajaran,Tahapan berartioperasional terhambatnyakonkrit (sebagai tahap perkembangan salahkognitif satudi aspekusia SD); 3) Proses pembentukan memori.

Proses internalisasi karakter kewirausahaan dalam dirikegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler akan dibahas pada bab lain. Kegiatan intrakurikuler adalah proses pembelajaran siswa di dalam kelas atau biasa dikenal sebagai kegiatan akademik. Kegiatan kokurikuler sebagai kegiatan tambahan yang diberikan untuk memahami materi pembelajaran yang telah dipelajari di kelas. Sementara kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diarahkan untuk pengembangan minat, bakat, dan kepribadian siswa.

A. PengembanganProses KarakterKognitif

KurikulumKognitif Stemapreneurberasal dari bahasa Inggris (cognitive). Kata cognitive memiliki padanan kata mengingat, mengenali, atau mengetahui. Ilmu kognitif adalah kurikulumilmu yang berusahamempelajari tentang proses pengelolaan informasi pada manusia. Cara pemrosesan informasi oleh otak mirip dengan cara kerja komputer saat memproses informasi.

Otak dilengkapi berbagai bagian dan seluruh bagian tersebut memiliki fungsinya sendiri. Otak juga bukan satu-satunya bagian yang diperlukan untuk membentukproses 14kognitifnya. karakterManusia kewirausahaanmemerlukan pancaindera untuk mendapatkan sensasi. Seluruh aktivitas penerimaan informasi sebelum sampai otak melalui seluruhpancaindera mataterlebih pelajarandahulu sebelum diproses di otak.

Ada dua hal penting dalam mempelajari proses kognitif. Pertama, proses sensoris. Kedua, persepsi. Proses sensoris terjadi dengan peran alat indera pada manusia. Manusia dalam hal ini memiliki 5 indera karenanya disebut sebagai pancaindera. Kemampuan panca indera dalam menerima informasi tidak langsung sempurna. Setiap pancaindera memiliki masa perkembangan menuju kesempurnaan.

Pertama, proses sensoris hanya dapat terjadi ketika sinyal dari, atau, pada benda mengenai reseptor atau penerima sinyal panca indera manusia. Seluruh indera memiliki spesifikasi khusus dalam menerima sensor. Prosesnya terjadi dengan cepat dan hanya peka pada sinyal tertentu. Mata hanya dapat menangkap spektrum cahaya atau gelombang cahaya yang ada.dipantulkan Pembentukan ke-14 karakter Stemapreneur diupayakan sejak dini, mulai dari level TK, SD, SMP, sampai SMA. Meskipun bernama Stemapreneur, karakter lulusanbenda yang inginterkena dibentukcahaya. oleh Sekolah Stella Maris tidakTelinga hanya mengandalkandapat kewirausahaanmenangkap sebagaigetaran matadengan pelajaran.frekuensi tertentu. Demikian pula halnya lidah, penciuman, dan kulit.

UntukKedua, memperkuatpersepsi. dayaProses dorongini melibatkan peran serta kemampuan mengolah informasi dan menginterpretasikan informasi yang diberikan. Keputusan akhir kita atas sebuah stimuli tergantung pada persepsi kita. Tak terkecuali berkaitan dengan pembentukan karakter,jiwa Sekolahkewirausahaan. Stella Maris berupaya untuk memfungsikan seluruh mata pelajaranPengalaman yang ada. Setiap mata pelajaran akan berperan dalam mengembangkan karakter-karakter yang khas Sekolah Stella Maris, sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Dalam rangka mengingat kembali ke-14 karakter Stemapreneur, berikut ini disajikan kembali karakter-karakter tersebut dan hubungannya dengan nilai-nilai yang mendasarinya.

Sebagai sekolah yang berlandaskan semangat Kristiani, nilai-nilai Sekolah Stella Maris didasarkan pada ajaran Yesus sendiri. Seperti terurai pada tabel di bawah. Itu sebabnya, karakter-karakter Stemapreneur berbeda definisi dibanding karakter pada umumnya, meski menunjuk pada istilah yang sama. Misalnya independent, dalam karakter Stemapreneur tetap memasukkan kepentingan orang lain. Berbeda dengan definisi independent pada umumnya yang hanya menekankan kemandirian tanpa pelibatan pihak lain.

Barangkali akan ada yang berkomentar, “Apakah tidak terlalu dini mengajarkan kewirausahaan di level SD apalagi TK?” Jawabannya adalah tidak. Tugas membangun karakter wirausaha tidak bisa berlangsung singkat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membentuk karakter melakukannya. Fakta menunjukkan, hampir seluruh pengusaha yang mumpuni memiliki latar belakang hidup ‘keras’ yang menempa karakternya. Di Indonesia, di era 1970-an ada nama-nama seperti Ciputra, William Suryadjaya, era 1990-an Sandiaga Uno, Susi Pudjiastuti. Setali tiga uang, pengusaha kaliber dunia, seperti Steve Jobs yang sejak bayi diasuh oleh orang tua angkat.

Kurikulum Stemapreneur bukan semata-mata mengajarkan siswa menjual sesuatu, seperti citra mata pelajaran tersebut selama ini. Kurikulum Stemapreneur diarahkan untuk membentuk karakter siswa agar siap menghadapi tantanganterbangun di masa yanglalu, akansugesti datang.dari Bisaorang dianalogikanlain, dengandan gambar di atas, bahtera menjadilingkungan tempat berlindungtinggal danseseorang penampungmemiliki hewan-hewanpengaruh daripenting banjirdalam bandang.menentukan Kewirausahaan menjadi tempat berlindung bagi mereka sendiri maupun orang-orang di sekitarnya dari gelombang perubahan jaman.

Kurikulum Stemapreneur.png

Entrepreneur as a vocation,persepsi kewirausahaan adalah sebuah panggilan hidup. Menjadi wirausaha tidak bisa menjadi wirausaha di bidang apa saja. Agar berhasil, seorang wirausaha harus punya keunikan. Setiap siswa harus menggali bakat dan potensi secara terus-menerus. Kurikulum Stemapreneur berusaha untuk menyiapkan dan mengembangkan karakter-karakter – yang meski disebut karakter kewirausahaan sebenarnya merupakan karakter umum – agar siswa mengembangkan bakat dan potensi sebagai kekuatannya.

Stemapreneur2.png

Hasil akhir dari kurikulum Stemapreneur ini diharapkan bisa memberikan para lulusan yang mampu memiliki dampak bagi masyarakat, baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Sebagai sekolah yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani, para lulusan yang dihasilkan bukan hanya memiliki jiwa kewirausahaan yang hanya mengejar keuntungan finansial dan aktualisasi diri, tetapi juga dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Terpanggil sebagai wirausaha yang menjadi saluran rahmat bagi banyak orang.

image.png

Dalam kerangka kurikulum, kewirausahaan berperan sebagai kerangka besar bagi seluruh aktivitas siswa sebagai sarana pengembangan karakter dan bakat setiap siswa. Tabel di bawah ini menunjukkan keragaman mata pelajaran dalam membentuk karakter Stemapreneur. Ada pelajaran-pelajaran yang materinya sarat membahas tentang karakter. Misalnya religiositas, pendidikan kewarganegaraan (PKn), Bahasa, IPS. Di pihak lain, ada pula pelajaran-pelajaran yang ‘kering’ dengan konten karakter (termasuk karakter kewirausahaan) seperti matematika, IPA, dan Teknologi Informasi / Informatika.

Pada mata pelajaran-mata pelajaran yang dalam kontennya ‘kering’ dalam hal karakter kita masih tetap bisa membangun karakter kewirausahaan. Misalnya karakter-karakter independent, curious, enthusiastic, creative, dan responsible. Pembentukan karakter kewirausahaan juga bisa diupayakan melalui sikap belajar yang muncul dengan mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran tersebut.

Tidak semua guru menyadari bagaimana peran aspek-aspek mata pelajaran tersebut dalam pembentukan karakter siswa. Untuk pelajaran-pelajaran bermuatan karakter, guru punya peluang lebih besar dalam menyampaikan materi dan membangun karakter kewirausahaan. Namun adanya materi yang memuat unsur karakter belum tentu dapat mewujudkan karakter siswa seperti yang diinginkan, terutama ketika metode yang digunakan tidak tepat. Terkait dengan metode pengajaran, akan dibahas mendalam pada bab selanjutnya.

PETA KARAKTER DAN SIKAP BELAJAR DALAM SETIAP MATA PELAJARAN.png

seseorang.

B. PendekatanTahapan MetakurikulumOperasional Konkrit

KurikulumProses Stemapreneurkognitif berusahatergantung memadukanpada seluruhperkembangan kognitif anak. Perkembangan kemampuan kognitif seseorang tidak langsung terbentuk dengan sempurna. Diperlukan tahapan tertentu untuk terbentuknya kemampuan kognitif di setiap level perkembangan. Teori yang sering dipakai dalam menjelaskan perkembangan kognitif adalah Teori Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget.

Prinsip dasar Piaget dalam menjelaskan perkembangan kognitif adalah adanya proses asimilasi, akomodasi, dan organisasi. Proses asimilasi adalah menangkap kondisi eksternal dan mengubahnya menjadi bentuk mental. Setelah itu, seseorang akan berupaya menyesuaikan diri pada aspek-aspek baru di lingkungannya atau proses akomodasi. Selanjutnya ia akan melakukan pengorganisasian secara mental atau dalam pikirannya. Proses ini yang dikenal sebagai proses organisasi.

Sesuai dengan usianya (7 – 12 tahun), proses perkembangan kognitif anak SD berada dalam tahap operasional konkrit. Pada tahap operasional konkrit ini,kemampuan logika siswa sudah memadai, tetapi masih terbatas untuk dapat digunakan berpikir secara abstrak. Adapun proses penting selama tahapan ini adalah:

  1. Pengurutan yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
  2. Klasifikasi yaitu kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
  3. Desentering yaitu kemampuan untuk mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.
  4. Reversibilitas yaitu kemampuan untuk memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
  5. Konservasi yaitu kemampuan memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
  6. Hilangnya egosentrisme yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
C. Pembentukan Memori

Setiap proses belajar biasanya memiliki tujuan membentuk memori atau ingatan, agar memori atau ingatan tersebut bisa digunakan pada saat diperlukan. Proses terjadinya memori atau ingatan merupakan sebuah proses yang panjang. Seperti terlihat dalam bagan di atas, proses memori terdiri dari 3: memori sensori, memori kerja, dan memori jangka panjang.

Pembentukan Memori.png

Komponen 1: Memori Sensori

Pada tahap ini informasi di luar diri manusia diakses oleh sistem indera manusia. Stimulus yang ada di lingkungan tidak dapat seluruhnya diakses oleh manusia. Bukan karena hanya terbatasnya kemampuan indera, tetapi juga disebabkan oleh beberapa gangguan. Gangguan yang paling sering disebut noise, dapat mengganggu indera untuk menyeleksi informasi yang tepat untuk dikirim ke otak anak.

Bayangkan anak yang sedang di ruang kelas, di mana guru sedang mengajar mata pelajaran tertentu, tiba-tiba terdengar suara musik yang ada,sangat namunkeras dengandari tetapkelas menjagasebelah. kemurnianBarangkali setiapanak matabisa pelajaran.mendengarkan Materiguru, setiaptetapi suara musik yang lebih dominan membuat anak tidak begitu mengetahui apa yang guru ucapkan. Berbagai hal bisa dilakukan untuk menyiasati hal ini, seperti tidak memberikan dua mata pelajaran tetapsecara berdiribersamaan sendiri.dalam Tidak1 ruangan.

Komponen 2: Memori Kerja (working memory)

Tahapan kedua ini disebut sebagai memori kerja atau dikenal juga sebagai memori jangka pendek. Tahapan ini disebut sebagai memori jangka pendek karena kapasitasnya dalam menyimpan informasi sangat terbatas, baik secara jumlah maupun waktu. Memori kerja adalah memori yang berfungsi saat proses kerja, sementara memori jangka panjang dapat tersimpan maupun diambil kembali.

Bagi orang normal, memori jangka pendek hanya bisa menyimpan data sebanyak 5 – 9 digit. Artinya, seseorang dapat menghapal sekaligus 5 – 9 digit angka. Meski ada penggabungansaja beberapaperkecualian mata pelajaran menjadi mata pelajaran baru. Bagaimana kurikulum Stemapreneurorang bisa memadukanmenghapal seluruhkurang matadari pelajaran5 tersebut?digit angka dan lebih dari 9 digit angka. Tapi mengapa kita bisa menghapal nomor telepon yang angkanya 12 digit? Itu karena kita menghapalnya dalam kelompok 3-4 digit tertentu.

MengacuSelain “10 Model Integrasi Kurikulum” (Robin Fogarty), kurikulum di sekolah Stella Maris menggunakan Model Galur/Benang (Threaded). Model ini bertujuan untuk menangkap gagasan besar dari konten setiap pelajaran melalui pendekatan metakurikulum. Pendekatan metakurikulum berusaha untuk merangkai keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan majemuk, dan keterampilan lainnyaterbatas dalam berbagaijumlah disiplindigit, ilmuotak yangkita berbeda.

memiliki

image.pngketerbatasan dalam lamanya informasi bertahan. Informasi jangka pendek paling lama hanya bisa bertahan selama 20 detik setelah informasi diterima. Kita bisa banyak melihat, tetapi tidak semuanya kita ketahui.

Seperti kacaseorang pembesar,pengendara pendekatansepeda metakurikulummotor berusahayang mengangkatmelewati gagasanbanyak besarbaliho, tetapi kemungkinan akan bingung dan tidak begitu hapal akan apa yang dilihatnya. Pengendara sepeda motor itu bisa hapal bila sejak awal diberitahu untuk memperhatikan atau sudah sering melewati jalan tersebut sehingga terjadi proses pengulangan (rehearsal).

Anak juga bisa diminta untuk membaca satu kalimat, lalu diminta untuk mengulangi kalimat tersebut dua jam kemudian. Berapa kata yang bisa diingat? Mungkin anak tersebut masih bisa ingat bila kalimatnya singat, tetapi kalau kalimat sudah terdiri dari lebih lima kata, apakah anak masih bisa ingat? Bayangkan apa yang terjadi bila anak sekolah setiap hari mendapat berlembar-lembar materi dari gurunya? Berapa banyak yang bisa tinggal sebagai pengetahuan bagi anak-anak?

Pemahaman tentang memori jangka pendek ini telah menjadi diskusi dalam setiappengembangan matametode mengajar maupun metode belajar. Salah satu hal yang termasuk efektif dalam menyimpan informasi adalah pelibatan emosi anak. Dasar pemikirannya adalah penyimpanan memori jangka panjang dalam sistem limbik otak. Sistem limbik adalah sistem yang mengatur emosi. Hal yang menyenangkan dan menyedihkan tak jarang bisa menjadi kenangan yang sulit dilupakan.

Komponen 3: Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjang menjadi salah satu hal yang paling sering diperdebatkan. Jika dalam komputer, perangkat penyimpanan adalah hardisk. Bagaimana dengan otak? Para ahli telah menyebutkan bahwa memori jangka Panjang terletak di hipotalamus. Namun ini tidak menjadi jawaban mutlak karena tanpa benturan di bagian hipotalamus juga dapat kehilangan ingatan.

Banyak ahli menyimpulkan memori jangka panjang tidak terbatas. Potensi otak kkita untuk menginat sangat luar biasa, mengalahkan ribuan perangkat komputer sekalipun. Seorang anak pernah dicoba untuk mengidentifikasi 1000 foto dan diminta untuk menunjukkan kembali salah satu foto yang pernah dilihatnya dalam tumpukan yang berbeda. Ternyata anak tersebut dapat membedakan mana foto yang termasuk dalam kategori yang 1000 tadi dan yang tidak termasuk dalam kategori tersebut.

Kekeliruan terkait pendidikan adalah keyakinan bahwa semakin banyak data tersimpan dalam memori semakin cerdas pula dirinya. Orangtua sering memaksa anak-anak untuk menghapal pengetahuan yang tidak lagi dibutuhkan oleh mereka. Kenyataannya, kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak dan seberapa cepat seseorang dalam menghapal. Banyak ahli yang mendefinisikan sendiri tentang kecerdasan yang menentukan kesuksesan seseorang: kecerdasan intelektual (Stanford dan Binet), kecerdasan emosional (Daniel Goleman), kecerdasan spiritual (Dana Zohar).

Artinya, pendidikan yang baik bukan bertujuan mengingat sebanyak dan selama mungkin banyak hal, melainkan kemampuannya dalam menginternalisasi karakter pada anak. Pendidikan bukan hanya menambah pengetahuan akan suatu bidang ilmu, melainkan agar anak memiliki karakter yang gigih dalam mengejar cita-citanya. Tidak mudah menyerah dalam menghadapi kenyataan bahwa dirinya bukan berada pada peringkat satu di kelas, sehingga tidak layak untuk menjadi orang hebat.

Ada beda antara pendidikan dengan sekedar belajar. Pendidikan bukan sekedar memindahkan isi buku atau isi kepala guru ke kepala anak-anak, tetapi pembentukan jiwa atau karakter anak menjadi hal yang terpenting. Hal yang paling mengkhawatirkan dalam pendidikan bukan peringkat nilai di kelas, melainkan kemampuan menghadapi tantangan hidup. Tujuan terbesar pendidikan adalah kualitas mental anak dalam berpikir, memecahkan masalah, dan membuat keputusan menjadi semakin baik.

Untuk menciptakan memori jangka panjang, diperlukan proses kognitif internal yang mentransfer informasi dari satu bagian ke bagian lainnya, yang terdiri dari:

1. Attention 

Atensi adalah kemampuan seseorang untuk mengabaikan stimulus lain dari lingkungan dan hanya berfokus pada stimulus tertentu. Proses pendidikan sangat memerlukan perhatian dari anak-anak agar ilmu pengetahuan yang ditransfer dapat diserap dengan baik.

Ada berbagai metode diterapkan guru agar anak-anak memerhatikan guru. Ada yang memakai cara kasar dan ada pula yang memakai cara menyenangkan. Cara kasar seringkali efektif untuk menarik perhatian anak-anak. Misalnya memukul meja, berteriak dan sebagainya. Namun cara tersebut tidak bertahan dalam jangka panjang. Lama-lama atensi anak-anak akan kembali lagi pada hal-hal lain selain pelajaran.

Dengan

Cara modellain integrasiyang dapat diterapkan adalah menggunakan permainan. Untuk menarik perhatian anak-anak, seringkali guru menggunakan musik yang ceria atau warna-warni yang menyenangkan. Masa anak-anak adalah masa bermain, sehingga mereka sangat tertarik pada sesuatu yang menyenangkan dan berbentuk permainan.

Metode pendidikan tidak memaksa anak-anak untuk belajar seperti orang dewasa yang duduk dengan kacamata, berhadapan dengan tumpukan buka, dan mendengarkan seminar. Metode pendidikanlah yang seharusnya mengikuti potensi tumbuh kembang anak, sehingga dapat menarik perhatian anak sesuai dengan kemampuan alamiahnya.

2. Rehearsal dan Recall

Rehearsal adalah proses pengulangan agar informasi dapat tersimpan dalam memori jangka panjang. Seperti orang yang menghapal nomor telepon dengan mengulangi nomor tersebut, proses mengulang akan meninggalkan jejak / bekas dalam memori jangka panjang anak.
Proses pendidikan sering melibatkan rehearsal agar informasi dapat dihapalkan. Proses yang sederhana dengan mengulangi informasi sering menjenuhkan bagi siswa. Itu sebabnya, pendidik sering menggunakan metode yang menarik seperti bernyanyi, bercerita, dan berbagai metode lainnya. 

3. Encoding

Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam pikiran. Mengapa proses encoding diperlukan? Karena informasi yang disimpan di otak dalam bentuk kode (codes). Informasi tentang mobil mewah di showroom hanya bisa dimasukkan ke dalam otak dalam bentuk kode-kode pikiran tentang mobil. Proses memasukkan informasi ke dalam otak ini disebut encoding.

Setelah tersimpan di dalam otak, proses mengambil kembali informasi dilakukan dengan cara decoding. Decoding adalah proses mengubah pikiran menjadi informasi yang dapat dikomunikasikan. Begitu pula dengan informasi lainnya seperti kata guru, papan tulis, mainan, dan buku, yang kodenya disimpan ke dalam otak untuk dikomunikasikan melalui proses decoding.

4. Retrieval

Retrieval adalah proses untuk mengambil kembali data yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Proses ini dapat disebut dengan menginat kembali informasi yang pernah tersimpan dalam memori jangka panjang. Prosesnya terdiri dari beberapa cara yaitu recall, recollection, recognition, dan relearning. Mari kita pahami satu per satu masing-masing konsep tersebut.

  • Recall adalah memanggil kembali. Jenis aktivitas ini tidak terjadimelibatkan perubahankerja padaotak matayang pelajaran-mataberat. Recall bisa berupa jawaban saat kita diminta menjawab, “Apakah kamu sudah makan siang?”, sesuatu yang lebih mudah dibandingkan harus menjawab pertanyaan, “Apakah resep masakan yang kamu makan tadi siang?”
  • Recollection adalah proses mengkonstruksi pecahan ingatan untuk disatukan menjadi informasi yang utuh. Misalnya ketika ditanya, “Apa saja materi pelajaran yang ada.diajarkan Setiapkemarin?”
  • pelajaran
  • Recognition tetapadalah dibiarkanproses murni.yang Hanyamelibatkan sajapengalaman kembali untuk setiapdapat pelajaranmengingat akan diajarkan pengetahuan kewirausahaan yang akan menghantar mereka untuk mengembangkan karakter wirausaha tertentu. Pengembangan karakter wirausaha tersebut diwakili oleh konsep kunci wirausahaapa yang telah dipilih berdasarkan jenjang pendidikan.

    image.png

    Berikut gambaran bagaimana integrasi tersebut terjadi. BerbagaiSeperti mataseseorang pelajaranyang akanmelihat disatukanwajah olehseorang konsep-konsepsahabat kuncilama dalambaru matamengingat pelajarannama, Kewirausahaan (Entrepreneurship). Konsep-konsep kunci tersebut dipilihsekolah, dan disusunpengalaman berdasarkanbersamanya.

  • kesesuaiannya
  • Relearning adalah proses belajar kembali, sesuatu yang biasa dilakukan siswa saat memasuki masa ujian. Siswa berusaha mengingat kembali pelajarannya dengan karaktercara Entrepreneurshipbelajar kembali. Seluruh materi yang ingintelah dikembangkan.diberikan Misalnyadiproses dalamulang mataagar pelajaran Bahasa Indonesia, guru bisa menyisipkan materi tentang membuat tulisan iklan di media massa ataupun sosial media, atau di mata pelajaran IPS bisa disisipkan ulasan tentang daya beli saat membahas tentang piramida penduduk, dan sebagainya.

    AVTK.png

    Adapun langkah-langkah penerapan model galur/benang proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:

    1. Menetapkan karakter / konsep kunci sesuai level Taksonomi Bloom
    2. Memadukan karakter / konsep kunci ke dalam mata pelajaran.
    3. Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
    4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu.
    5. Menetapkan strategi belajar-mengajaringatan yang akandahulu menguntai.ada kembali diperoleh.

Untuk menjelaskan latar belakang terjadinya internalisasi dan integrasi materi kewirausahaan (Entrepreneurship) ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran, akan dijelaskan secara mendetil pada bab selanjutnya.